Rabu, 12 Juli 2017

Apa Itu Pola Pikir


Pola pikir —juga dikenal dengan istilah mindset — adalah cara otak dan akal menerima, memproses, menganalisis, mempersepsi, dan membuat kesimpulan terhadap informasi yang masuk melalui indra kita. Pola pikir itu bekerja bagaikan ramalan bintang di kepala kita. Sewaktu kita hanyut dalam samudra informasi maka pikiran mencari arah dengan berpegangan pada pola pikir yang sudah terbentuk sebelumnya. Pola pikir itu untuk menjaga pikiran agar tetap berada pada jalur yang sudah menjadi keyakinan kita dan mendukung pencapaian tujuan yang menjadi pilihan kita.

Pola Pikir adalah cara otak dan akal menerima, memproses, menganalisi, mempersepsi, dan membuat kesimpulan terhadap informasi yang masuk melalui indra.
Pola pikir adalah cara pandang seseorang mengenai hal apapun.
Pola pikir positif dan negatif. Pola pikir positif (positif thanking) dan pola pikir negatif (negatif thanking) memang mempunyai dampak yang berbeda dalam menyikapi persoalan atau dalam mencapai kesuksesan dalam hidup. Berikut ini contoh bedanya kedua pola fikir tersebut.

a. Dalam menyikapi kegagalan/ketidak berhasilan dalam hidupnya: 

1. Positif: Saya memang masih harus Tabah dan sabar dalam menerima kegagalan. Masih semangat untuk berusaha ikhtiar. 

2. Negatif: Nasib saya memang jelek, keberuntungan tidak berpihak pada diri saya. Cenderung putus asa. 

b. Dalam menyikapi kondisi semisal ada dalam satu gelas berisi air setengah gelas untuk diminum. 

1. Positif: Masih ada air walau setengah gelas, bisa menghilangkan rasa haus. Bersukur berterima kasih. 

2. Negatif: hemm air hanya setengah gelas, tidak terlalu berarti untuk diminum menghilangkan rasa haus. Menggerutu. 

c. Dalam menyikapi orang yang menjahati dirinya : 

1. Positif: Orang itu masih belum tau bagaimana hidup yg baik, semoga sadar akan kesalahannya. Cenderung memaafkan tidak emosi dalam menyikapi. Yakin bahwa Allah itu adil, tanpa kita membalasnyapun Allah pasti akan membalaskan setimpal dengan kejahatannya, kita yang dijahati akan diganti dengan kebaikan yang membahagiakan.

2. Negatif: Dasar Orang itu memang jahat tak tau diri, perlu dilawan diambil tindakan.

Ayo praktek :
1. "Ketika anda sedang naik bus Jogja-Solo, sekitar Klaten melihat ada seorang wanita (umur kira-kira 27 tahun) sedang menangis dipinggir jalan".
Apa yang anda pikirkan? Jelaskan

2. Ketika sedang antri perpanjangan SIM, di samping persis tempat duduk kita, ada seorang wanita pakai baju seksi dan rok jauh di atas lutut. Make up nya menor dan tebal.
Apa yang anda pikirkan? Jelaskan

NASA MEMANG BEDA DENGAN YANG LAIN



Di PT NASA itu :
1.Bukan member get member, jadi walaupun punya member jutaan orang, tetap saja tdk akan dapat bonus perekrutan walau 1 rupiahpun.

2.Orang tertarik dgn NASA karena produknya terbukti dibutuhkan dan lebih banyak manfaatnya dari pada harganya, bukan krn tertarik permainan uangnya krn jg di NASA tdk ada permainan uang.

3.Orang NASA tdk dikejar2 tutup point dan dikejar2 pertemuan2 krn produlnya sangat bermanfaat, tdk seperti perusahaan lain yg orang menumpuk produk bukan krn tertarik produknya tetapi krn tertarik permainan uangnya.

4.Bonus NASA bukan didapat dari mendholimi orang lain tetapi dari ALOKASI UANG JASA IKLAN yg biasanya diberikan ke media masa sperti TV, Koran, Radio, dll, dan JATAH itu diberikan ke distributor sebagai bonus karena berjasa telah mengiklankan sehingga terjadi penjualan.

5. Yang atas belum tentu kebagian bonus dari omzet bawahnya jk tdk memenuhi syarat tertentu. Jadi siapapun entah orang baru atau lama punya kesempatan yg sama utk sukses.

CARA MEMULAI BISNIS NASA











EDIFIKASI

 .
Edifikasi = Membangun / “memberi kekuatan” / mempromosikan / “memuji prestasi yang sebenarnya dan tidak berlebihan”/ menghormati sesuatu. 
. Edifikasi merupakan salah satu dari SISTEM, prinsip dasar & kunci vital Anda bekerja sebagai pembangun jaringan (Network Builder).
 . Edifikasikan selalu sponsor / LeaderAnda, perusahaan Anda, partner bisnis Anda, cross line Anda, buku-buku positif dan juga pertemuan2 yang diadakan oleh upline2 Sukses anda. . Contoh Edifikasi :
. Sebelum Anda meminta bantuan presentasi kepada Leader Anda, ceritakan terlebih dahulu mengenai kelebihan-kelebihan Leader Anda tersebut (prestasi asli / tidak dibuat-buat / tidak bohong).
 . Misalnya Anda boleh bicara pada prospek Anda, upline saya yang akan mengajarkan kita bisnis nanti adalah orang yang sudah pengalaman melebihi saya, yaitu beliau walaupun masih mahasiswa tetapi sudah menjadi pengusaha, yang bisa membiayai dirinya sendiri bahkan sudah bisa ngasih ke orang tuanya, (menabung, beli tanah, mobil, dll ……) yang beliau bimbing banyak yang telah berhasil sukses-sukses, karena beliau lebih berpengalaman dalam bisnis ini maka suatu kehormatan bagi kita semua karena beliau mau meluangkan waktunya untuk menjelaskan bisnis yang sangat luar biasa ini kepada kita. … dan lain-lain contoh, tidak hanya seperti diatas … . Hal ini bertujuan agar prospek Anda mau mendengarkan, respek atau menanggapi apa yang disampaikan oleh Leader Anda karena pada umumnya 95% orang bergabung di bisnis ini ketika sudah paham.
Dan kemungkinan mereka pasti paham karena mereka mau mendengarkan Leader kita yang sudah kita edifikasi. Ciri sukses bahwa edifikasi sudah berjalan dengan baik adalah presenter merasa nyaman ketika mempresentasikan bisnis ini.
 . Jangan pernah mengedifikasi diri sendiri, karena akan terkesan Anda sombong. Semua orang tidak suka orang sombong. Mintalah partner bisnis Anda untuk edifikasi Anda. kalau terpaksa tidak ada yang mengedifikasi Anda, edifikasilah para Leader. Anda boleh menceritakan hasil yang Anda peroleh di bisnis ini, hanya jika ditanya oleh prospek Anda. itupun juga singkat saja. Kemudian satu hal yang tidak boleh terlupakan, misalkan ketika Anda diedifikasi oleh partner bisnis Anda, Anda harus edifikasi balik partner bisnis Anda tersebut. kalau tidak, semua partner bisnis Anda kalau minta bantuan ke Anda terus. Anda akan sibuk sendiri & duplikasi tidak akan berjalan lancar karena semua jaringan Anda bertumpu pada Anda, padahal Anda memiliki waktu & tenaga yang terbatas. hal ini bertujuan agar partner bisnis Anda meminta bantuan tidak hanya ke Anda, sehingga duplikasi akan berjalan

PERBEDAAN NETWORK MARKETING DAN SISTEM PIRAMIDA


Network Marketing

1.      Sudah dimasyarakatkan dan diterima hampir di seluruh dunia.
2.      Berhasil meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan para anggotanya dari level atas sampai bawah.
3.      Keuntungan / keberhasilan distributor ditentukan dari hasil kerja dalam bentuk penjualan / pembelian produk / jasa yang bernilai dan berguna bagi konsumen.
4.      Setiap orang hanya berhak menjadi distributor sebanyak SATU KALI saja.
5.      Biaya pendaftaran tidak mahal, masuk akal dan diberikan starter kit yang senilai. Biaya pendaftaran tidak dimaksudkan untuk memaksakan pembelian produk dan bukan untuk mencari untung.
6.      Keuntungan yang didapat distributor berdasarkan hasil penjualan dari setiap anggota jaringannya (berdasar omzet).
7.      Jumlah orang yang direkrut menjadi anggota tidak dibatasi, tetapi dianjurkan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.
8.      Setiap distributor sangat tidak dianjurkan bahkan dilarang menumpuk barang (inventory loading) karena di dalam penjualan langsung yg terpenting adalah produk yang dibeli bisa dipakai dan dirasakan kegunaannya oleh konsumen.
9.      Proram pembinaan distributor sangat diperlukan agar didapat anggota yang berkualitas tinggi (menjadi pengusaha).
10. Pelatihan produk menjadi hal yang sangat penting karena produk harus dijual sampai ke tangan konsumen.
11. Seorang upline sangat berkepentingan dengan meningkatnya kualitas dari para downlinenya. Kesuksesan seorang upline terjadi jika bisa mensukseskan downlinenya.
12. Merupakan salah satu bentuk peluang usaha yang baik dimana setiap distributor harus terus melakukan pembinaan untuk jaringannya. Tidak bisa hanya menunggu.
13. SISTEM PIRAMIDA / MEMBER GET MEMBER / ORANG MAKAN ORANG
14. Sudah banyak negara yang melarang dan menindak perusahaan dg sistem ini.
15. Hanya menguntungkan orang yang lebih dahulu bergabung di atas kerugian yang mendaftar belakangan.
16. Keberhasilan anggota ditentukan dari seberapa banyak yang bersangkutan merekrut orang lain yang menyetor sejumlah uang seperti terbentuk skema piramida.
17. Setiap orang boleh mendaftar berkali-kali dalam satu waktu (beli KAVLING).
18. Biaya pendaftaran anggota sangat tinggi, biasanya disertai dengan produk yang harganya tidak wajar. Jika seseorang dapat merekrut orang lebih banyak barulah memperoleh keuntungan.
19. Keuntungan yang didapat anggota dihitung berdasarkan sistem rekruting seperti terbentuk format tertentu (PIRAMIDA).
20. Jumlah anggota yang direkrut dibatasi. Jika ingin merekrut lebih banyak lagi harus menjadi anggota (beli kavling) lagi.
21. Setiap anggota dianjurkan untuk menjadi anggota berkali-kali dimana setiap jadi anggota harus membeli produk dengan harga yang tdk masuk akal. Hal ini menyebabkan banyak sekali anggota yang menimbun barang & tidak terpakai.
22. Tidak ada program pembinaan yang memadai karena yang diperlukan hanya rekruting saja.
23. Tidak ada pelatihan produk. Sebab komoditas hanyalah rekrut anggota. Produk hanya dijadikan kedok saja.
24. Para upline hanya mementingkan rekruting orang baru saja. Apakah downline berhasil atau tidak bukan menjadi perhatian upline KARENA mendapatkan bonus dari perekrutan, sehingga jika seseorang sudah mendaftar (diperas uangnya untuk dibagi-bagikan) maka tidak ada urusan lagi mau aktif atau tidak aktif, pikirannya hanya rekrut dan dapat uang perekrutan. Titik.
25. Bukan merupakan peluang usaha, karena yang dilakukan lebih menyerupai untung-untungan saja, dimana yg dilakukan hanya membeli kavling dan selanjutnya menunggu.

PENTINGNYA EDIFIKASI UPLINE

  
Oleh: Ikhsan Budi Santosa


Coba bayangkan!!!
Jika semua anggota Group whatsapp Anda pada share info-info semuanya.
Apa perlu dicoba?
Ini masalah keadilan…
Jika ada yang bisa rutin share info, kenapa yang lain tidak boleh? 256 anggota group whatsapp Anda semuanya rutin tiap pagi share di group ini.
Ayo bayangkan segera!!!

Jika ada info-info yang tidak sejalan dengan judul Group, misal: judul Group nya PERCEPATAN CROWN DIAOMOND atau CROWN DIAMOND DIRECTORE qualified hanya bisa diraih dengan cara SISTEM. Jika yang di share masalah Sistem, misalnya foto-foto pelatihan KDI, NDO, Leadres Club, dan semacam itu, HARUS SESUAI DENGAN JUDUL GROUP. Karena itu mengolah Polapikir dan Sikap, yang mempengaruhi 95% kesuksesan

Sedangkan jika info-info tersebut, misalkan: hanya berhubungan dengan jualan, maka menurut buku-buku Network, itu hanya mempengaruhi kesuksesan sebesar 5% saja. Oleh sebab itu, siapapun jika bertemu saya lewat apa saja, lewat online atau offline pasti yang saya bicarakan adalah Polapikir dan Sikap.

Kegiatan share-share adalah berhubungan dengan Sikap. Dan sikap itu akan diduplikasi ke semuanya sehingga akan menjadi kegiatan masal, dengan prinsip keadilan : sana boleh sini harusnya juga boleh.

Silahkan share sebanyak-banyaknya info yang ada di group. Itu termasuk menabung kebaikan. Tetapi harus sesuai dengan judul group
Misalnya share kegiatan-kegiatan system contoh : share masalah Sistem seperti foto-foto pelatihan KDI, NDO, Leadres Club, dan semacam itu itu SESUAI DENGAN JUDUL GROUP

Upline aktif saya hanya Pak Ali dan Pak Agung. Saya belum pernah ke rumah Pak Agung. Dan yang mengajari saya ilmu macam-macam tentang NASA adalah hanya Pak Ali. Dan pada awal-awal menjalankan bisnis NASA ini, saya adalah bocah yang kontrang-kantringan. Kemana-mana sendiri, sepi. Kemanapun, mau ngapain selalu sendiri. Dan dirumah Pak Ali sewaktu KDI, dari situlah saya dapat ilmu-ilmu. Kemudian saya praktekkan dengan sendiri, sepiiii. Naik motor sendiri, mendatangi dan prospek sendiri, mendapatkan frontline-frontline saya sendiri, follow up ndatang-ndatangi downline-downline sendiri, dan lain-lain sendiri, kontrang-kantringan.

Kenapa Pak Ali tidak saya usung-usung, tidak saya minta ikut bersama saya membantu presentasi, membantu memprospek, membantu ndatang-ndatangi dan followup?
Karena berdasarkan buku-buku network yang banyak saya baca, posisi upline sukses itu akan lebih berguna, akan lebih ber-energi, lebih memiliki kekuatan untuk membantu kemudahan bisnis NASA kita jika dia dirumahnya saja. Kalau upline sukses saya (pak Ali) saya ewer-ewer kemana-mana maka itu menjatuhkan Edifikasi. Padahal Edifikasi itu nomer 1 hal yg paling penting untuk menggerakkan bisnis kita ini. Saya tahu pak Ali tidak butuh Edifikasi, yang butuh Edifikasi pak Ali itu saya.

Karena dengan saya selalu Edifikasi pak Ali maka para prospek, para downline, jaringan akan rindu dan semakin rindu untuk segera ketemu pak Ali karena didorong impian yang menggelora yang ingin segera berjumpa, bisa meraih impiannya itu. Dan ilmu-ilmunya ada di pak Ali, karena pak Ali sudah berpengalaman mensukseskan ribuan orang.

Jadi tidak akan mungkin saya lakukan hal-hal seperti ini :
Pak ini ada nomer WA teman saya, mohon di prospek
atau
Pak ini ada downline saya mohon di follow up

Itu artinya tidak ada Edifikasi sama sekali. Kalau ada Edifikasi maka orang-orang yang rindu yang peNASAran yang menggelora ingin segera ketemu Pak Ali
karena sudah di Edifikasi dan sampai penuh kekuatan untuk ketemu Pak Ali, maka Pak Ali akan mudah memberi ilmu dan mengarahkan untuk secepatnya bisa sukses dan tahu jalan suksesnya. Tetapi jika tanpa Edifikasi, maka Pak Ali datang kerumahnya saja, orang itu mungkin malah tidak menghargai Pak Ali. Bisa jadi malah ditinggal pergi, karena tidak tahu Pak Ali itu siapa, dan mau ngapain?
Padahal Pak Ali jaringannya sudah ratusan ribu orang. Sungguh tidak efektif jika pak Ali kita ewer-ewer kemana-mana. Padahal dahulu, bisa saja saya berdalih : lho Pak.. Pak Ali kan upline saya terdekat yang aktif seperti sponsor saya langsung, tanpa Pak Ali tidak ada orang lain lagi yang bisa menemani saya.

Lha kalau teman-teman disini yang punya upline aktif yang banyak seharusnya sangat bersyukur, banyak pilihan upline..

A (mbah canggah)
 I
B (mbah buyut)
 I
C (simbah)
 I
D (orang tua)
 I
E (anak)

Yang paling wajib membantu adalah orang tua sendiri yang melahirkan.
Karena bisa jadi mbah canggah, mbah buyut, simbah => punya anak kandung juga yang masih bayi2 / masih kecil-kecil, yang belum bisa mandiri => lebih wajib mengurusi anak kandung sendiri, karena dialah yang melahirkan.
KONSULTASI boleh ke mbah canggah, mbah buyut, simbah => boleh setiap saat untuk konsultasi, bahkan rutin konsultasi

Seperti Team Voly :
ada yang spesialis menerima bola
ada yang spesialis mengumpankan bola
ada yang  spesialis menyemet bola
Good team player

Kalau Voly semuanya dilakukan sendiri, ya nerima bola, ya ngumpan sendiri, ya nyemet sendiri => pasti tidak akan pernah menang, tidak akan sukses.

Senin, 10 Juli 2017

Strategi Menabung


Seperti biasa, setiap akhir bulan, Ayu merasa senang menerima gaji. Dia merasa
jerih payahnya dalam bekerja ada hasilnya. Sudah terbayang apa yang akan
dilakukannya dengan gajinya tersebut. Beli beras, bayar listrik, bayar telepon,
belanja sehari-hari, dan lain-lain. Tapi setelah uang gajinya dipisah-pisahkan dalam
beberapa amplop untuk setiap kebutuhan, sisanya tidak banyak lagi. Kalau melihat
sisa gajinya, perasaan senangnya berkurang.
Uang itu tidak cukup untuk membeli sepatu baru. Sepatunya memang sudah harus
diganti. Sudah tidak layak pakai. Kemana pun dia pergi, Ayu selalu membawa lem
untuk merekatkan sol sepatunya kalau-kalau lepas. Sudah dua kali dia mengalami
lepas hak sepatu ketika sedang berjalan menuju kantornya. Kejadian pertama
membuatnya pusing. Untung tak jauh dari tempat kejadian Ayu menemukan penjual
lem. Sejak saat itu, dia selalu membawa lem dalam tasnya.
Padahal, kalau dihitung, sudah tiga tahun Ayu bekerja. Tapi hasilnya belum terasa.
Gajinya habis melulu. Setiap akhir bulan, dia berharap-harap cemas agar uang gaji
diberikan tepat waktu. Terlambat sehari saja, bisa runyam deh. Dia pernah hanya
makan tahu goreng untuk makan siang di kantor karena gaji baru dibagikan
keesokan harinya, sedangkan uangnya pas-pasan untuk biaya pulang.
Kemarin ada kejadian yang mengubah hidupnya. Reni teman sekantornya sedang
dilanda musibah. Suaminya menderita penyakit usus buntu dan harus dioperasi.
Pulang dari dokter sudah hari Sabtu malam. Segera Reni membawa suaminya ke
rumah sakit. Reni tidak punya kartu kredit. Kartu ATM-nya juga baru saja hilang.
Reni bingung karena keesokan harinya hari Minggu sedangkan besok dia harus
membayar uang muka untuk rumah sakit. Senin dia baru akan pinjam uang ke kantor.
Di rumah, Reni mengeluh karena dia tidak tahu bagaimana mendapat uang muka
untuk rumah sakit. Pembantunya mendengar hal itu dan bertanya berapa yang
dibutuhkan Reni. Reni mengatakan perlu dua juta rupiah. Tanpa disangka,
pembantunya mengatakan:"Ibu pakai uang saya aja". Reni terkejut. "Kamu punya
uang dua juta?", tanya Reni. "Ada Bu. Saya ambilkan sebentar", dan pembantunya
mengambil dari dompetnya sejumlah dua juta lalu memberikannya kepada Reni.
Reni sampai menangis karena terharu. Uang itu tabungan pembantunya.
Di kantor, Reni menceritakan kejadian itu pada Ayu. Ayu juga heran. Pembantu Reni
punya tabungan sebesar lebih dari dua juta rupiah? Ayu malu, kalau dibandingkan
dengan dirinya sendiri, sungguh jauh bedanya. Berapa gaji seorang pembantu
rumah tangga? Gaji Ayu pasti lebih besar. Tapi berapa jumlah uang tabungan Ayu?
Paling-paling dua ratus ribu. Itupun akan dipakainya sebagian untuk beli sepatu. Tapi,
pembantu Reni bisa menabung dua juta rupiah? Benar-benar ajaib.
Ayu penasaran. Dia bertanya kepada Reni bagaimana cara pembantunya menabung
sehingga berhasil memiliki tabungan sebanyak itu. Reni juga penasaran, ingin tahu
bagaimana caranya. Reni pun bertanya kepada pembantunya mengenai kiat
menabung.
Ternyata, cara pembantu Reni menabung sangat sederhana. Berapapun gaji yang
diperolehnya, sepuluh persen selalu ditabung. Dia punya dompet khusus untuk
menabung. Sekali uang sudah masuk ke dompet itu, maka pembantu Reni
menganggap uang itu sudah hilang. Jadi betapapun dia tidak punya uang, sekalipun

gajinya sudah habis, dia tidak pernah mengambil uang tabungannya. Karena
baginya, uang itu sudah tidak ada. Sudah bukan miliknya lagi.
Reni bertanya, bagaimana kalau sisanya memang tidak cukup untuk segala
keperluannya. Dengan sederhana, pembantunya menjawab, "Cukup atau tidak,
pokoknya sepuluh persen saya tabung. Saya anggap hilang." "Kamu tidak tergoda
untuk memakai uang itu?", tanya Reni. "Kadang-kadang memang ingin pakai, tapi
saya anggap bukan uang saya lagi kok."
Ayu tergerak hatinya. Kejadian itu menimbulkan inspirasi baru. Ayu juga ingin meniru
cara menabung sederhana yang diterapkan pembantu Reni. Dua bulan lalu Ayu
menyisihkan sepuluh persen dari gajinya untuk ditabung. kemudian dia akan
melupakannya. Dia akan menganggapnya hilang. Tapi ternyata di akhir bulan,
uangnya habis. Untuk naik bis ke kantor saja tidak ada lagi. Akhirnya terpaksa uang
tabungannya diambil lagi.
Ternyata sulit ya menabung. Ayu mencoba lagi, bulan lalu dia kembali menyisihkan
bukan sepuluh persen, tapi lima persen saja. Selain itu dia merubah gaya hidupnya.
Biasanya setiap pagi Ayu sarapan di dekat kantornya. Tapi sejak bulan lalu, dia
makan di rumah atau membawa makanan dari rumah. Ayu sempatkan membuat nasi
goreng. Kadang dibawanya ke kantor. Malah ada beberapa temannya yang ingin
pesan nasi goreng buatannya. Ayu tidak keberatan, lumayan untuk tambah biaya
transport.
Ternyata berhasil. Uang tabungannya tidak terganggu. Ayu berniat terus menabung
lima persen dari gajinya tiap bulan. Yang penting niat. You can if you think you can!
Sumber: Strategi Menabung oleh Lisa Nuryanti, Director Expands Consulting &
Training Specialist